Langsung ke konten utama

Keutamaan Masyithah, Sang Ibu Teladan



Oleh: HM Syamlan


Hijrahcom - Kaum perempuan memang hebat. Mereka memiliki tanggung jawab begitu berat. Tak bisa tergantikan laki-laki. Umpamanya, mengandung, melahirkan, dan menyusui anak-anak.

Semenjak dahulu, kaum perempuan selalu menambah amal kebaikan dengan bekerja untuk mencari rezeki. Bukan untuk dirinya sendiri, melainkan juga anak-anak dan keluarga atau bahkan menunjang peradaban.
Banyak contoh ibu teladan. yang Di antaranya adalah Siti Hajar (istri Nabi Ibrahim AS), Masyithah (tukang sisir anak Firaun), Maryam (ibunda Nabi Isa AS), dan Siti Khadijah (istri Rasulullah SAW).
Siti Hajar sangat jelas peranannya. Beliau harus pontang-panting mencari rezeki di tengah gurun panas yang sangat menyengat antara Bukit Shafa dan Marwah. Hasilnya, air zam zam. Awalnya memang untuk diri dan anaknya, tetapi kemudian berkembang untuk seluruh umat manusia, hingga saat ini dan bahkan mungkin akhir zaman kelak.
Maryam pun demikian. Ia merintih kelaparan dan menahan sakit saat hendak melahirkan, hingga nyaris putus asa karena telah dituduh berbuat yang tidak baik.
Apakah Maryam diam saja? Tidak. Maryam bangkit dan menggoyang pohon kurma yang berada di dekatnya hingga buah tanaman itu berguguran. Lihatlah Alquran surah Maryam: 25. Bukan saja untuk dirinya yang sedang kesusahan, melainkan juga untuk putranya, Nabi Isa AS.
Siti Khadijah, istri Rasulullah, dikenal sebagai seorang perempuan yang sukses menjadi pengusaha dan juga bangsawan yang sangat mulia. Dia pula yang banyak membantu perjuangan dan dakwah Rasulullah SAW dalam menyiarkan Islam.

Keutamaan Masyithah
Adapun Masyithah juga memiliki peranan yang sangat luar biasa. Sehari-hari Masyithah bekerja sebagai tukang sisir putri Firaun, raja Mesir saat itu. Meski miskin, ia rela menjadi pekerja sebagai pembantu.
Namun, ia memiliki kepribadian dan prinsip hidup yakni keimanan yang sungguh-sungguh tangguh dan mengagumkan. Walau bekerja sebagai pembantu raja yang mengaku tuhan, keimanannya kepada Allah SWT begitu kuat tertanam dalam lubuk hatinya. Keimanannya tak tergoyahkan, kendati nyawa menjadi taruhannya.
Ketika sedang asyik menyisir rambut putri majikannya, tanpa sengaja sisir yang dipegangnya terjatuh. Karena keimanannya yang teguh, ia pun spontan menyebut nama Allah di hadapan putri Firaun.
Ketika sang putri menanyakan apakah tuhan yang dimaksudkan adalah ayahnya, Firaun, Masyithah menggeleng. Ia menyebut tuhannya dan tuhan Firaun adalah Allah. Sang putri pun melaporkan hal itu kepada ayahnya dan Firaun pun murka. Firaun menghukum Masyithah dengan menceburkannya ke dalam kuali panas.
Masyithah menerima hukuman itu dengan tetap meyakini, api dunia tak sepanas api neraka kelak di akhirat. Sebagaimana kata bayi yang sedang disusuinya. “Ibunda jangan ragu, sesungguhnya siksa dunia itu lebih ringan daripada siksa di akhirat.” (HR Ahmad). Ya, atas izin Allah Ta'ala, bayi itu dapat bertutur-kata. Maka Masyithah pun terjun bersama bayinya.

Masyithah benar-benar menjadi ibu teladan. Aroma harum yang semerbak tercium saat Nabi Muhammad SAW melaksanakan Isra’ Mi’raj. Itulah aroma wangi Masyithah dan anaknya. Allahuakbar walillahilhamd

Sumber  : REPUBLIKA.CO.ID,

Komentar

Postingan populer dari blog ini

IJAZAH AL HABIB MUNZIR BIN FUAD AL MUSAWA, Dzikir dan Shalawat

Hijrahcom - Wali Allah, Habib Munzir Bin Fuad Al Musawa dalam sebuah kesempatan menganjurkan untuk selalu membaca dzikir Yaa Lathif dan membaca sultanuddzikir (raja semua zikir yaitu Allah beberapun jumlahnya dan kapanpun. Khusus dzikir ya Allah dibaca 200x sebelum subuh jika mampu, jika tidak maka bacalah setiap harinya diwaktu sesempatnya. Selain itu, banyak-banyak bershalawat kepada baginda Nabi Muhammad SAW. Dalam satu hari, beliau selalu mendawamkan shalawat sebanyak 5000 kali. Beliau pernah mengatakan, "Saudaraku yg kumuliakan, saya membaca shalawat : Allahummah shalli ala sayyidina muhammad wa alihi wa shahbihi wasallim 5000x Setiap harinya, waktu saya sangat sibuk, sudah saya program setiap saya naik mobil dari rumah kemarkas majelis selepas dzikir subuh, mesti mencapai 2000x, lalu tasbih tidak saya bawa, saya tinggal di mobil, karena tugas dan kesibukan penuh, dan kalau saya berangkat ke majelis malam saya bawa lagi dan teruskan shalawat, ia mesti selesai 3000x dal...

Obatilah Penyakit Anda dengan Sedekah

Foto pihak ketiga Hijrahcom - S emua tentunya percaya bahwa tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah. Segala sesuatu yang terjadi di muka bumi ini tentunya atas kuasa-Nya. Allah yang telah menciptakan segala sesuatunya itu menjadi sempurna. Allah mampu melakukan apa pun sesuai kehendaknya. Setidaknya terdapat dua keniscayaan mutlak milik Allah Swt, yang sebenarnya tidak akan mampu dipungkiri oleh semua makhluk. Manusia pun begitu lemah untuk ‘menggugat’ keniscayaan itu. Hanya orang-orang yang lemah imannya, yang tidak memahami masalah ini. Pertama, bahwa Allah Swt telah menurunkan penyakit, dan Dia bersama itu juga menurunkan obatnya. Allah hanya akan memberikan kesembuhan kepada orang yang dikehendaki-Nya. Allah juga akan meletakkan obat sebagai sarana kesembuhan seseorang di mana saja yang Dia kehendaki. Bisa jadi Allah menyimpan obat itu dalam pil-pil kimiawi atau obat-obatan tradisional. Dan tak dapat dipungkiri juga bila Allah menyimpan obat tersebut dalam amalan iba...

CERITA RAKYAT, KISAH 4 KESULTANAN MOLOKU KIERAHA

Hijrahcom  - Alkisah, pada zaman dahulu kala, di daerah Maluku Utara, ada seorang pemuda tampan bernama Jafar Sidik. Tak seorang pun warga negara yang tahu asal-usul keluarga. Ia tinggal sendirian di sebuah rumah kecil di Desa Salero Ternate. Untuk memenuhi kebutuhan yang terlewati, Jafar Sidik mencari kayu bakar di hutan dan menjualnya ke pasar. Di tengah hutan tempat ia biasanya mencari kayu bakar ada telaga yang berair jernih, sejuk, dan dibahas oleh pepohonan yang rindang. Setiap orang yang berada di tempat itu akan merasa nyaman dan tenteram. Itulah mengapa telaga itu disebut dengan Telaga Air Sentosa. Saat sakit, sepulang mencari kayu bakar, Jafar Sidik duduk-duduk di tepi telaga itu untuk melepaskan lelah. Sore itu, cuaca tampak cerah. Ia duduk di atas batu besar sambil merendam dalam telaga udara. Pemandangannya menerawang ke langit yang berwarna jingga. Pada saat berfikir, tiba-tiba pandangannya tertuju pada setitik cahaya berwarna-warni. Semakin lama cahaya semakin ...