Langsung ke konten utama

Kisah Umar bin Abdul Aziz Maafkan Pelaku Yang Meracuninya




ISLAMICOM - Sebagaimana kita ketahui, memilih pemimpin untuk suatu kelompok adalah suatu keharusan yang tidak bisa dihindari. Adapun beberapa tujuan dipilihnya pemimpin itu untuk membawa kelompoknya menuju tujuan bersama, mempertemukan titik temu antar anggota kelompok, dan mecegah terjadinya perpecahan di kelompok tersebut. Islam sendiri juga mendorong untuk mengangkat pemimpin, salah satu landasanya ialah hadis nabi Muhammad Saw:

إذَا كَانَ ثَلاَثَةٌ فِي سَفَرٍ فَلْيُؤَمّرُوا أَحَدَهُمْ

“Apabila terdapat tiga orang dalam sebuah perjalanan, maka hendaknya mereka menunjuk salah satu seorang dari mereka sebagai pemimpin”.


Setelah kita mengetahui tujuan diangkatnya pemimpin, di benak kita tergambar bahwa untuk merealisasikan tujuan itu, harus mengangkat pemimpin yang berkompeten. Dalam sejarah islam, banyak tokoh-tokoh muslim yang bisa dijadikan contoh pemimimpin yang berkompeten, salah satunya ialah Khalifah Umar bin Abdul Aziz.


Umar bin Abdul Aziz adalah Khalifah ke delapan dinasti Umayyah menggantikan Sulaiman bin Abdul Malik. Pada awalnya, Sulaiman bin Abdul Malik ingin mengangkat salah satu anaknya untuk menjadi khalifah penggantinya. Akan tetapi, orang terdekat Sulaiman bin Abdul malik melarangnya dan menyarankan untuk memilih Umar bin Abdul Aziz yang terkenal dengan kecakapanya.


Walau bisa dikatakan masa pemerintahan Umar bin Abdul Aziz terbilang singkat, yaitu dua tahun (99-101 H), akan tetapi beliau mampu membawa pemerintahanya berada pada puncak kejayaannya. Salah satu langkah berani beliau ialah memecat pejabat yang zalim dan menggantikanya dengan pejabat yang cakap. Sehingga, pemerintahan Umar bin Abdul Aziz bisa berjalan dengan stabil.


Bukan hanya mengeluarkan kebijakan untuk bawahanya, tapi juga bagi dirinya dan keluarganya. Beliau tidak berani mengambil bagian dari Baitul Mal dan meminta istrinya untuk mengembalikan perhiasan yang berasal dari dana BaitulMal ke Baitul Mal kembali.


Tak heran, banyak orang yang memuji keteladanan Umar bin Abdul Aziz dalam memimpin. Dr. Ali Ibrahim Hasan dalam bukunya at-Tarik al-Islami al-Amm, menyebutkan bahwa salah satu perbedaan antara pemerintahan Umar bin Abdul Aziz dengan pemerintaha para khalifah dinasti Umayyah lainnya, yaitu pemerintahanya tidak dipenuhi dengan penyimpangan dalam agama, bertindak dengan sewenang-wenang, dan penuh pertumpahan darah.


Pemerintahan Umar bin Abdul Aziz berakhir dengan wafatnya beliau. Imam Hasan al-Bashri ketika mendengar kabar wafatnya Umar bin Abdul Aziz menyebutkan, “Maata Khoirun an-Nass (telah meninggal sebaik-baiknya manusia)”.


Lalu, apa penyebab Khalifah Umar bin Abdul Aziz meninggal?


Ada beberapa riwayat yang menjelaskan penyebab meninggalnya Umar bin Abdul Aziz. Salah satunya menyebutkan bahwa penyebab meninggalnya ialah ketakutanya kepada Allah Swt dan lelalahnya ia dalam melayani rakyatnya. Riwayat lainya menjelaskan bahwa penyebab meninggalnya ialah karena diracuni.


Ali Muhammad as-Sholabi dalam buku ad-Daulah al-Umawiyyah: Awamilul al-Izdihar wa Tadaaiyaatil al-Inhiyaar, menyebutkan bahwa saat itu kalangan bani Umayyah tidak bisa merasakan kenikmatan kekuasaan sebagaimana yang pernah mereka rasakan sebelum Umar bin Abdul Aziz menjadi Khalifah.


Setelah Umar bin Abdul Aziz menjadi Khalifah, ia sangat giat dalam memberantas kezaliman dalam internal keluarganya. Sehingga, sebagian dari mereka berencana untuk meracuninya.


Untuk memuluskan rencana tersebut, mereka memerintahkan budak Umar bin Abdul Aziz untuk meracuni tuanya sendiri. Awalnya, budak tersebut merasa ragu untuk melakukan hal tersebut, walaupun dijanjikan dengan uang 1000 dinar dan akan dimerdekakan. Akan tetapi pada akhirnya, budak tersebut terpaksa melayani perintah mereka dikarenakan budak tersebut diancam akan dibunuh jika tidak mematuhi perintah mereka.


Budak tersebut membawa minum kepada Umar bin Abdul Aziz. Sebelum disuguhkan kepada tuanya, ia menjatuhkan racun di dalam minumnya. Tanpa menaruh rasa curiga, Umar bin Abdul Aziz meminumnya, sehingga racun tersebut masuk ke dalam tubuhnya dan membuat ia sakit selama 20 hari hingga meninggal.


Pada masa sakitnya, beliau mengetahui bahwa yang meracuninya ialah budaknya sendiri. Lalu apa yang dilakukan Umar bin Abdul Aziz setelah mengetahui hal tersebut? Justru iamemaafkan budak tersebut dan memerintahkanya untuk pergi.


Padahal, dengan jabatanya sebagai khalifah, ia bisa saja mengintrograsi budak tersebut dan membocorkan siapa yang memerintahkanya sehingga bisa menghukumnya. Akan tetapi, beliau justru memaafkan mereka semua seraya mengaharapkan balasan kebaikan dari Allah SWT.(i


Sumber : 1001 Kisah Islam

Komentar

Postingan populer dari blog ini

IJAZAH AL HABIB MUNZIR BIN FUAD AL MUSAWA, Dzikir dan Shalawat

Hijrahcom - Wali Allah, Habib Munzir Bin Fuad Al Musawa dalam sebuah kesempatan menganjurkan untuk selalu membaca dzikir Yaa Lathif dan membaca sultanuddzikir (raja semua zikir yaitu Allah beberapun jumlahnya dan kapanpun. Khusus dzikir ya Allah dibaca 200x sebelum subuh jika mampu, jika tidak maka bacalah setiap harinya diwaktu sesempatnya. Selain itu, banyak-banyak bershalawat kepada baginda Nabi Muhammad SAW. Dalam satu hari, beliau selalu mendawamkan shalawat sebanyak 5000 kali. Beliau pernah mengatakan, "Saudaraku yg kumuliakan, saya membaca shalawat : Allahummah shalli ala sayyidina muhammad wa alihi wa shahbihi wasallim 5000x Setiap harinya, waktu saya sangat sibuk, sudah saya program setiap saya naik mobil dari rumah kemarkas majelis selepas dzikir subuh, mesti mencapai 2000x, lalu tasbih tidak saya bawa, saya tinggal di mobil, karena tugas dan kesibukan penuh, dan kalau saya berangkat ke majelis malam saya bawa lagi dan teruskan shalawat, ia mesti selesai 3000x dal...

Obatilah Penyakit Anda dengan Sedekah

Foto pihak ketiga Hijrahcom - S emua tentunya percaya bahwa tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah. Segala sesuatu yang terjadi di muka bumi ini tentunya atas kuasa-Nya. Allah yang telah menciptakan segala sesuatunya itu menjadi sempurna. Allah mampu melakukan apa pun sesuai kehendaknya. Setidaknya terdapat dua keniscayaan mutlak milik Allah Swt, yang sebenarnya tidak akan mampu dipungkiri oleh semua makhluk. Manusia pun begitu lemah untuk ‘menggugat’ keniscayaan itu. Hanya orang-orang yang lemah imannya, yang tidak memahami masalah ini. Pertama, bahwa Allah Swt telah menurunkan penyakit, dan Dia bersama itu juga menurunkan obatnya. Allah hanya akan memberikan kesembuhan kepada orang yang dikehendaki-Nya. Allah juga akan meletakkan obat sebagai sarana kesembuhan seseorang di mana saja yang Dia kehendaki. Bisa jadi Allah menyimpan obat itu dalam pil-pil kimiawi atau obat-obatan tradisional. Dan tak dapat dipungkiri juga bila Allah menyimpan obat tersebut dalam amalan iba...

CERITA RAKYAT, KISAH 4 KESULTANAN MOLOKU KIERAHA

Hijrahcom  - Alkisah, pada zaman dahulu kala, di daerah Maluku Utara, ada seorang pemuda tampan bernama Jafar Sidik. Tak seorang pun warga negara yang tahu asal-usul keluarga. Ia tinggal sendirian di sebuah rumah kecil di Desa Salero Ternate. Untuk memenuhi kebutuhan yang terlewati, Jafar Sidik mencari kayu bakar di hutan dan menjualnya ke pasar. Di tengah hutan tempat ia biasanya mencari kayu bakar ada telaga yang berair jernih, sejuk, dan dibahas oleh pepohonan yang rindang. Setiap orang yang berada di tempat itu akan merasa nyaman dan tenteram. Itulah mengapa telaga itu disebut dengan Telaga Air Sentosa. Saat sakit, sepulang mencari kayu bakar, Jafar Sidik duduk-duduk di tepi telaga itu untuk melepaskan lelah. Sore itu, cuaca tampak cerah. Ia duduk di atas batu besar sambil merendam dalam telaga udara. Pemandangannya menerawang ke langit yang berwarna jingga. Pada saat berfikir, tiba-tiba pandangannya tertuju pada setitik cahaya berwarna-warni. Semakin lama cahaya semakin ...