Langsung ke konten utama

Penjual Cilok Ini Ternyata Hafidz Al-Qur’an 25 Juz

foto pihak ketiga

ISLAMICOM -  Beberapa orang berpendapat ketika bertemu dengan orang untuk pertama kalinya, yang dilihat adalah penampilan.

Akan tetapi tidak semua prediksi kita benar, bahwa orang yang tidak rapih atau terlihat seperti anak nakal, belum tentu mewakili karakter dan sifat aslinya.

Jangan menilai seseorang hanya dari penampilannya saja, mungkin itulah peribahasa yang tepat untuk menggambarkan sosok penjual cilok ini.

Ia bernama Ahmad Arifin, berusia 16 tahun. Setiap hari Ahmad berjualan cilok di depan Rumah Sakit Ansari Saleh, Banjarmasin. Kisahnya menyebar viral di dunia maya setelah dibagikan oleh akun facebook Masjid Hasanuddin Madjedie.

Bagaimana tidak, anak penjual cilok ini membuat terhenyak para netizen lantaran dirinya ternyata sudah hafal 25 juz Al-Quran.

Dandanan yang ala kadarnya seperti pemuda seusianya. Bahkan ia punya rambut yang gaul dengan polesan warna di bagian tengahnya. Mungkin sebagian orang banyak yang tidak percaya bahwa ia adalah hafidz 25 juz. Pemuda ini ternyata pernah menimba ilmu di pondok pesantren di Sidogiri, Pasuruan.

Ahmad juga sempat memberi pesan bahwa, tugas manusia bukan untuk mencari berapa banyak rezeki atau pun sedikit rezeki, namun tugas sebenarnya adalah bagaimana caranya agar mendapatkan rezeki halal. Semoga Allah selalu memberikan keberkahan hidup untuk kita. (***)

sumber: tribunjogja/Islampos.com

Komentar

Postingan populer dari blog ini

IJAZAH AL HABIB MUNZIR BIN FUAD AL MUSAWA, Dzikir dan Shalawat

Hijrahcom - Wali Allah, Habib Munzir Bin Fuad Al Musawa dalam sebuah kesempatan menganjurkan untuk selalu membaca dzikir Yaa Lathif dan membaca sultanuddzikir (raja semua zikir yaitu Allah beberapun jumlahnya dan kapanpun. Khusus dzikir ya Allah dibaca 200x sebelum subuh jika mampu, jika tidak maka bacalah setiap harinya diwaktu sesempatnya. Selain itu, banyak-banyak bershalawat kepada baginda Nabi Muhammad SAW. Dalam satu hari, beliau selalu mendawamkan shalawat sebanyak 5000 kali. Beliau pernah mengatakan, "Saudaraku yg kumuliakan, saya membaca shalawat : Allahummah shalli ala sayyidina muhammad wa alihi wa shahbihi wasallim 5000x Setiap harinya, waktu saya sangat sibuk, sudah saya program setiap saya naik mobil dari rumah kemarkas majelis selepas dzikir subuh, mesti mencapai 2000x, lalu tasbih tidak saya bawa, saya tinggal di mobil, karena tugas dan kesibukan penuh, dan kalau saya berangkat ke majelis malam saya bawa lagi dan teruskan shalawat, ia mesti selesai 3000x dal...

Obatilah Penyakit Anda dengan Sedekah

Foto pihak ketiga Hijrahcom - S emua tentunya percaya bahwa tidak ada yang tidak mungkin bagi Allah. Segala sesuatu yang terjadi di muka bumi ini tentunya atas kuasa-Nya. Allah yang telah menciptakan segala sesuatunya itu menjadi sempurna. Allah mampu melakukan apa pun sesuai kehendaknya. Setidaknya terdapat dua keniscayaan mutlak milik Allah Swt, yang sebenarnya tidak akan mampu dipungkiri oleh semua makhluk. Manusia pun begitu lemah untuk ‘menggugat’ keniscayaan itu. Hanya orang-orang yang lemah imannya, yang tidak memahami masalah ini. Pertama, bahwa Allah Swt telah menurunkan penyakit, dan Dia bersama itu juga menurunkan obatnya. Allah hanya akan memberikan kesembuhan kepada orang yang dikehendaki-Nya. Allah juga akan meletakkan obat sebagai sarana kesembuhan seseorang di mana saja yang Dia kehendaki. Bisa jadi Allah menyimpan obat itu dalam pil-pil kimiawi atau obat-obatan tradisional. Dan tak dapat dipungkiri juga bila Allah menyimpan obat tersebut dalam amalan iba...

CERITA RAKYAT, KISAH 4 KESULTANAN MOLOKU KIERAHA

Hijrahcom  - Alkisah, pada zaman dahulu kala, di daerah Maluku Utara, ada seorang pemuda tampan bernama Jafar Sidik. Tak seorang pun warga negara yang tahu asal-usul keluarga. Ia tinggal sendirian di sebuah rumah kecil di Desa Salero Ternate. Untuk memenuhi kebutuhan yang terlewati, Jafar Sidik mencari kayu bakar di hutan dan menjualnya ke pasar. Di tengah hutan tempat ia biasanya mencari kayu bakar ada telaga yang berair jernih, sejuk, dan dibahas oleh pepohonan yang rindang. Setiap orang yang berada di tempat itu akan merasa nyaman dan tenteram. Itulah mengapa telaga itu disebut dengan Telaga Air Sentosa. Saat sakit, sepulang mencari kayu bakar, Jafar Sidik duduk-duduk di tepi telaga itu untuk melepaskan lelah. Sore itu, cuaca tampak cerah. Ia duduk di atas batu besar sambil merendam dalam telaga udara. Pemandangannya menerawang ke langit yang berwarna jingga. Pada saat berfikir, tiba-tiba pandangannya tertuju pada setitik cahaya berwarna-warni. Semakin lama cahaya semakin ...